Selasa, 03 Februari 2015

Pancasila semester I (Makalah Integrasi Nasional)

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
          Indonesia adalah Negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman suku,agama ras, budaya dan bahasa daerah.  Tercatat bahwa Indonesia memiliki kurang lebih 600 suku bangsa dengan identitasnya masing-masing serta kebudayaannya yang berbeda-beda. Selain itu masing-masing suku  bangsa tersebut memiliki norma sosial yang masing-masing mengikat masyarakat yang ada di dalamnya agar taat dan melakkan segala yang tertera didalamnya. Hal itu yang kemudian mengakibatkan terjadinya perbedaan-perbedaan dalam hal cara pandang terhadap suatu masalah atau tingkah laku. Akibatnya, ketika terjadi pertentangan antara individu atau masyarakat yang berlatar belakang suku bangsa yang berbeda, mereka akan mengelompok menurut asal-usul daerah dan suku bangsana (primodalisme). Hal tersebut dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam suatu Negara (disintegrasi).
          Secara umum, kompleksitas masyarakat majemuk tidak hanya ditandai oleh perbedaan-perbedaan horizontal, seperti yang lazim kita jumpai pada perbedaan suku, ras, bahasa, adt-istiadat, dan agama. Naun, juga terdapat perbadaan vertical, berupa pencapaian yang diperoleh melalui prestasi ( achievement). Indikasi-indikasi perbedaan tersebut tampak dalam strata sosial ekonomi, posisi politik, tingkat pendidikan, kuaitas pekerjaan dan kondisi pemukiman.
          Pada hakikatnya perbedaan-perbedaan horizontal itu diterima oleh masyarakat sebagai warisan, yang diketahui kemudian bukan factor utama dalam insiden kerusuhan sosial yang melibatkan antar suku. Suku tertentu bukan dilahirkan untuk memusuhi suku lainnya. Bahkan tidak pernah terungkap dalam doktrin ajaran manapun di Indonesia yang secara absolut mutlak menanamkan permusuhan etnik. Sementara itu, dari perbedaan-perbedaan vertikal, terdapat beberapa hal yang berpotensi sebagai sumber konflik, antara lain perebutan sumberdaya, alat-alat produksi dan akses ekonomi lainnya. Selain itu, benturan-benturan kepentingan kekuasaan, politik dan idiologi, serta perluasan batas-batas identitas sosial budaya dari sekelompok etnik.
          Untuk menghindari hal-hal tersebu, diperlukan adanya konsolidasi segala perbuatan yang dapat memperkuat hubungan atau persatuan antar masyarakat yang mengalami perbedaan. Tetapi tidak semua bisa teratasi hanya dengan upaya semacam itu. Maka untuk mencapai keseimbangan anta suku bangsa diperlukan toleransi antar masyarakat yang berbeda asal-usul kedaerahan. Selain itu faktor sejarah juga yang mempersatukan ratusan suku bangsa ini. Mereka merasa mempunyai nasib dan kenyataan yang sama dimasa lalu. kita mempunyai semboyan bhinneka tunggal ika, yaitu walaupun memiliki banyak perbedaan tetapi memiliki tujuan hidup yang sama. Selain itu pancasila sebagai ideology yang menjadi poros dan tujuan bersama untuk menuju integrasi, kedaulatan dan kemakmuran bersama.
          Dari uraian-uraian tersebut, kami mempunyai ide untuk membuat makalah yang berjudul integrasi nasional. Dalam hal ini kami ingin membahas definisi integrasi nasional, bagaimana proses integrasi  nasional berjalan, dan faktor-faktor apa saja yang menjadi tantanga dan pendorong dalam mewujudkan integrasi nasional tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Untuk lebih memudahkan pembahasan maka perlu kiranya kami meruuskan beberapa hal berikut :
1.    Apa pengertian integrasi nasional ?
2.    Bagaimana proses integrasi nasional dapat terjadi ?
3.    Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi tantangan dan pendorong dalam mewujudkan integrasi nasional ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pengertian integrasi nasional.
2. Untuk mengetahui proses dalam integrasi nasional.
3. Untuk mengidentifikasi fakor-faktor penghambat dan pendorong integrasi nasional.









BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Integrasi Nasional
          Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional. Istilah integrasi mempunyai arti pembaruan atau penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. Sedangkan nasional mempunyai pengertian kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita-cita nasional, tarian nasional, perusahaan nasional, (Kamus besar bahasa Indonesia: 1989 dalam suhandy 2006:36).
          Sehubungan dengan penjelasan kedua istilah diatas maka integrasi nasional mempunyai pengertian suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya kedalam  kesatuan wilayah  dan pembentukan identitas nasional atau bangsa (Kamus besar bahasa Indonesia: 1989 dalam suhandy 2006:36-37). Yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian, dan keseimbangan, dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
          Proses integrasi nasional biasanya akan dipengaruhi oleh aspek-aspek sosiolagis dan antropologis. Dalam prosesnya, integrasi dituntut adanya kesepakatan terhadap nilai-nilai umum yang ada dalam masyarakat melalui proses :
a.    Sosialisasi
     Sosialisasi adalah sebuah poses seumur hidup yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup, norma, dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.
b.    Akulturasi
          Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelommpok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsure dari suatu kebudayaan asing, kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsure kebudayaan kelompok itu sendiri, contoh : saat budaya rap dari Negara asing digabungkan dengan bahasa  jawa, sehingga menge-rap dengan bahasa jawa.


c.    Asimilasi
     Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya cirri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Suatu asimiasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau kelompok. Untuk mengurangi hal tersebut. Asimilasi meliputi usaha-usaha mempererat kesatuan tindakan, sikap dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan serta tujuan bersama.
d.    Enkulturasi
     Enkulturasi merupakan proses mepelajari dan menyesuaikan alam pikiran dn sikap individu dngan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang  hidup dalam kebudayaannya. Menurut M.J Herskovits, enkulturasi adalah suatu proses bagi seseorang baik sadar maupun tidak sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat.
Contoh bentuk integrasi nasional adalah sumpah pemuda yang menghasilkan nasionalisme dan menyatukan rakyat Indonesia secara sosial dan politik, melalui semboyannya “ satu tanah air, satu bahasa , satu bangsa “.
Proses integrasi nasional harus melakukan fase-fase sosial dan politik :
1)   Melakukan pengorbanan sebagai lankah penyesuaian antara banyak perbedaan perasaan, keiginan, dan ukuran penilaian.
2)   Mengembangkan sikap toleransi didalam kelompok sosial
3)   Terciptanya kesadaran dan kesediaan untuk mencapai suatu konsensus
4)   Mengidentifikasi akar persamaan diantara kultur-kultur etnis yang ada
5)   Kemampuan segenap kelompok yang ada untuk berperan secara bersama-sama dalam kehidupa budaya dan politik.
6)   Mengomodasi timbulnya etnis
7)   Adanya upaya kuat dalam melawan prasangka dan diskriminasi
8)   Menghiangkan pengkotak-kotakan kebudayaan
Dalam konteks Indonesia, maka poses integrasi nasional haruslah berjalan alamiah sesuai dengan keanekaragaman budayanya dan harus lepas dari hegemoni pengaruh kekuasaan suatu Negara atas Negara-negara lain dan dominasi peran politik etnik tertenu.
B. Faktor-faktor pada integrasi nasional.
1. Faktor-faktor pendorong integrasi nasional.
a) Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
b) Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
c) Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan
d) Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
e) Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
2. Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
a) Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
b) Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.
c) Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.
d) Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.
e) Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

C. Contoh-cotoh faktor integrasi nasional.
1. Contoh wujud integrasi nasional, antara lain sebagai berikut:
a) Pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) di Jakarta oleh Pemerintah Republik Indonesia yang diresmikan pada tahun 1976. Di kompleks Taman Mini Indonesia Indah terdapat anjungan dari semua propinsi di Indonesia (waktu itu ada 27 provinsi). Setiap anjungan menampilkan rumah adat beserta aneka macam hasil budaya di provinsi itu, misalnya adat, tarian daerah, alat musik khas daerah, dan sebagainya.
b) Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
c) Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.

2. Contoh-contoh pendorong integrasi nasional :
a)  Adanya rasa keinginan untuk bersatu agar menjadi negara yang lebih maju dan   tangguh di masa yang akan datang.
b)  Rasa cinta tanah air terhadap bangsa Indonesia
c)  Adanya rasa untuk tidak ingin terpecah belah, karena untuk mencari kemerdekaan itu adalah hal yang sangat sulit.
d)  Adanya sikap kedewasaan di sebagian pihak, sehingga saat terjadi pertentangan pihak ini lebih baik mengalah agar tidak terjadi perpecahan bangsa.
e)  Adanya rasa senasib dan sepenanggungan
f)  Adanya rasa dan keinginan untuk rela berkorban bagi bangsa dan negara demi terciptanya kedamaian


D.Upaya Mempertahankan Kemerdekaan dari Ancaman Disintegrasi Bangsa Presentation Transcript
Adapun upaya untuk mempertahankan kemerdekaan dari ancaman disintegrasi bangsa presentation transcript yaitu :
1. Perjuangan Konfrontasi Setelah Indonesia merdeka tidak berarti Indonesia bebas dari segala bentuk penguasaan asing tapi masih berhadapan dengan Belanda yang ingin mencoba kembali menananmkan kekuasaannya. Belanda menggunakan berbagai macam cara untuk bisa kembali berkuasa seperti, membonceng pada pasukan sekutu dan pembentukan Negara-negara boneka. Pembentukan Negara boneka bertujuan untuk mengepung kedudukan pemerintah Indonesia atau mempersempit wilayah kekuasaan RI. Setiap ada perjanjian selalu diingkari oleh Belanda. Belanda hanya mengakui wilayah RI meliputi Jawa dan Sumatera yang di dalamnya berdiri Negara-negara boneka bikinan Belanda.
2. Pada tanggal 1 Nopember 1945 pemerintah mengeluarkan maklumat Politik dengan tujuan agar kedaulatan RI diakui dan agar di Indonesia terbentuk dan berkembang partai Politik.Namun kemauan itu diselewengkan dengan terjadinya pergeseran bentuk pemerintah dari bentuk Kabinet Presidensial ke Kabinet parlementer.Sutan Syahrir terpilih sebagai Perdana Menterinya. Pemerintah Sutan Syahrir berkeinginan mempertahankan kemerdekaan Indonesia melalui jalur diplomasi bukan dengan kekuatan senjata. Hal inilah yang menimbulkan pro kontra terhadap strategi menghadapi Belanda. Konflik ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk melancarkan Agresi militernya.
3. Pada tanggal 15 September 1945 sekutu masuk ke Indonesia dan membonceng NICA ( Belanda ) yang bertujuan untuk menjajah kembali Bangsa Indonesia sehingga terjadi: 1. Pertempuran Lima Hari di Semarang. 2. Pertempuran Medan Area. 3. Pertempuran 10 November di Surabaya. 4. Pertempuran Ambarawa. 5. Bandung Lautan Api. 6. Puputan Margarana di Bali.
4. Pertempuran Lima Hari di Semarang Pertempuran di Semarang terjadi pada tanggal 15-20 Oktober 1945. Pertempuran ini berawal dari pemindahan 400 orang tentara Jepang dari Cepiring ke Semarang yang dikawal oleh polisi Indonesia. Dalam perjalanan tentara Jepang melucuti Polisi Indonesia kemudian mereka bergabung dengan pasukan Jepang lainnya Kidobutai yang dipimpin Mayor Kido. Pertempuran besar- besaran terjadi di Simpang Lima, Semarang. Dalam pertempuran yang dipimpin Letkol Moh. Sarbini, gugur Dr. Karyadi kepala Laboratorium Rumah Sakit Semarang sebagai kusuma bangsa.
5. Pertempuran Medan Area Pertempuran ini berawal dari penghinaan orang Belanda(didukung Sekutu terhadap sebuah lencana Merah Putih). Akibatnya rakyat Medan marah dan terjadilah pertempuran pada tanggal 13 Oktober 1945. Rakyat Medan dipimpin Gubernur Sumatra Mr. Teuku Muhammad Hasan dan di bantu Ahmad Tahrir pemimpin Barisan Pemuda Indonesia menggempur tentara Sekutu dan NICA yang dipimpin oleh Brigjen T.E.D. Kelly. Pertempurain ini mencapai puncaknya pada tanggal 10 Desember 1945.
6. Pertempuran 10 November di Surabaya Pertempuran Surabaya berawal dari tewasnya Panglima Tentara Sekutu Mayjen A.W.S. Mallaby dalam sebuah insiden dengan Arek-arek Surabaya di depan gedung bank Internatio. Dengan sangat menghina bangsa Indonesia, bunyinya: seluruh pemimpin Republik Indonesia di Surabaya harus menyerahkan senjatanya dan harus menyerahkan diri dengan tangan diangkat di depan markas Sekutu paling lambat tanggal 10 November 1945 pukul 06.00 Waktu Indonesia Barat. Gubernur Jawa Timur R. M. Suryo sebagai kepala pemerintahan Jawa Timur menolak ancaman tersebut. Akhirnya pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya digempur pasukan Sekutu dari berbagai arah. Arek-arek Surabaya di bawah pimpinan Gubernur Jawa Timur Suryo, Bung Tomo dan Sungkono bangkit menghadapi gempuran Sekutu. Peristiwa 10 November 1945 tersebut diperingati sebagai Hari Pahlawan.




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan                  
     Istilah integrasi nasional berasal dari dua kata yaitu integrasi dan nasional yang bermakna suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan ppembentukan identitas nasional atau bangsa yang harus dapat menjamin terwujudnya keselarasan, keserasian, dn keseimbangan, dalam mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa.
Proses integrasi nasional harus melakukan fase-fase sosial dan politik :
1)   Melakukan pengorbanan sebagai lankah penyesuaian antara banyak perbedaan perasaan, keiginan, dan ukuran penilaian.
2)   Mengembangkan sikap toleransi didalam kelompok sosial
3)   Terciptanya kesadaran dan kesediaan untuk mencapai suatu konsensus
4)   Mengidentifikasi akar persamaan diantara kultur-kultur etnis yang ada
Faktor-faktor pendorong integrasi nasional.
a) Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
b) Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
c) Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan
d) Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan.
B. Saran
1.         Bagi perpustakaan, untuk lebih banyak menyediakan bahan referensi tentang Integrasi nasional. 
2.         Bagi pembaca, untuk lebih meningkatkan pemahamannya mengenai integrasi nasional  agar kiranya banyak membaca buku atau refrensi lain.


DAFTAR PUSTAKA


http://www.slideshare.net/slametreadi/konflik-dan-integrasi-sosial-dalam-masyarakat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar