Rabu, 04 Februari 2015

Pengantar Ilmu Administrasi: Makalah komunikasi

BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti. Dalam penyampaian atau penerimaan informasi ada dua pihak yang terlibat yaitu :
1.       Komunikator : Orang / kelompok orang yang menyampaikan informasi atau pesan
2.      Komunikan : orang atau kelompok orang yang menerima pesan.
Dalam berkomunikasi keberhasilan komunikator atau komunikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : Cakap, Pengetahuan, Sikap, Sistem Sosial, Kondisi lahiriah. Menurut Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
1.      Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
2.      Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

B.            Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian komunikasi?
2.      Bagaimana proses komunikasi?
3.      Seberapa Pentingkah Komunikasi dalam Organisasi?
4.      Bagaimana sistem komunikasi?

C.            Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian Komunikasi
2.      Untuk mengetahui proses komunikasi
3.      Untuk mengetahui Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi
4.      Untuk mengetahui sistem komunikasi




BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Komunikasi
Secara sederhana  disebut jika  ada dua  orang atau lebih bertemu, maka secara cepat atau lambat mereka  akan memulai berbicara atau memberikan tanda-tanda untuk mengetahui  kehadiran  orang lain. Hal semacam ini disebut transaction stimulus, sedangkan orang yang kemudian  berkata atau mengerjakan sesuatu berkenaan dengan stimulustasi dinamakan transaction response dan kedua transaksi ini sebelumnya harus ada sebelum komunikasi terjadi.
Apalagi jika  dua orang atau lebih berada dalam  satu organisasi dengan sendirinya berlangsung proses komunikasi. Organisasi merupakan struktur dimana tterlaksana proses kegiatan pencapaian tujuan melalui operasi daan interaksi antar unit bagian secara harmonis, dinamis dan pasti (Rogers, 1983). Di dalam organisasi ada pembagian tugas yang secara sederhana diklasifikasi atas kelompok pimpinan dan kelompok yang dipimpin. Oleh karena itu interaksi antar unit yang satu dengan unit yang lain dapat berlangsung secara vertikal, horizontal, atau diagonal , dan yang dimaksudkan adalah interaksi antar manusiayang ada di masing-masing unit,  antar pimpinan dan pimpinan, antar bawahan dengan bawahan dalam level yang sama (horizontal), antar pimpinan dengan bawahan dan antar bawahan dan pimpinan dalam hubungan garis lurus (vertikal) dan dalam garis otoritas yang berbeda (diagonal). Chesterr I Barnard menekan kan  komunikasi menempati posisi sentral dalam organisasi , sebab struktur organisasi, perluasan organisasi, perrluasan organisasi dan lingkup organisasi ditentukan oleh teknik-teknik komunikasi (Myers & Myers, 1983).  Pandangan  kaum ilmuan komunikasi menganggap komunikasi sebagai kekuatan dominan di dalam kehidupan organisasi. Komunikasi merupakan inti organisasi. Tanpa komunikasi  tidak akan terdapat aktivitas organisasi. Bahkan dibeberapa buku perilaku organisasi memandang komunikasi sebagai bagian dari proses dalam organisasi. Di dalam proses orgnisasi yang terpenting adalah kemampuan manajer dalam berkomunikasi terutama untuk mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan.
         Banyak variasi dalam mendefenisikan komunikasi, antara lain:
1.             Communication is the transmission of “massage” from one person (refered to as the “resource”) to one more other persons (receivers). (Bittle, 1982)
2.             Communication as the transmission  of information trough a hierarchichal structure (Myers & Myers, 1982)
3.             Communiication  as an interpersonal  process of sending and receiving symbols with meanings attached to them (Schermerhorn, 1986).
B.            Proses Komunikasi  
Secara singkat dapat dikemukakan tentang proses komunikasi dan elemen-elemennya dalam pertanyaaan: Siapa melakukan aksi (sumber pesan atau pengirim yang disebut sender), apa yang disampaikan (pesan atau massages), melalui apa yang disampaikan (saluran atau channel), kepada siapa pesan ditujukan (penerima pesan atau  receivers), serta bagaimana reaksi penerima terhadap  pesan (umpan balik atau feedback).
Proses komunikasi kontemporer banyak digunakan sebagai kerangka acuan  (frame of reference) pembahasan komunikasi dewasa ini bertumpu pada pemikiran yang dikembangkan oleh Claude  E. Shannon dan Warren Weaver dan juga Wibur Schramm. Mereka mengembangkan proses komunikkasi yang dapat berlaku dalam semua situasi dan organisasi. Shannon menunjukkan komunikasi sebagai system mekanistik yang berlangsung dalam lima elemen-elemen dasar, yaitu:
1.      Information source atau senders
2.      Transmitter
3.      Channel
4.      Receiver
5.      Destination.

Di samping elemen dasar, sehingga Shannon juga mengajukan  komponen-komponen lain terhadap system, yaitu:
6.      Massage (encoding)
7.      Transmittted signal
8.      Receiveed signal
9.      Massage (decoding)
10.  Noise source



Proses komunikasi dari Shannon dan Weaver
         Pada tahun 1960, David K. Barlo mengembangkan komponen-komponen komunikasi (Herbert G. Hicks, 1972), yang terdiri dari:
1.      Source
2.      Encoder
3.      Massage
4.      Channel
5.      Receiver
6.      Decoder
7.      Meaning
8.      Feedback
9.      Noise.

Satu model yang menggambarkan keberlangsungan proses komunikasi yang dikembangkan oleh Barlo, adalah sebagai berikut:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhk9W53qxIImHlKG143T7TfSPyGgPsmUDjw9O9EssZNoBWexNSWWJov1Rj16t5Mk31bGjCk7DrXxbgg_sbtEE8HdKgaplgBSiiQw8LwK4OaDb4AX2Jf1eQGWQT1hX8kCebqAqsYvc5iI5LA/s640/berlos-smcr-model-of-communication-picture.jpg
Model proses komunikasi dari Barlo

Dalam proses kerja sama keorganisasian, mungkin seorang manajer atau seorang atau  sekelompok orang karyawan yang menjadi sumber informasi atau yang menyampaikan pesan. Pesan-pesan  dapat berupa knowledge, past experience, feelings, attitudes atau emotions.Komunikator harus membuat kode atau sandi (encodes) untuk menerjeemahkan ide-ide, pemikiran-pemikiran, dan gagasan-gagaasan yang menjadi pesan ke dalam rangkaian tanda-tanda yang sistematis dan dapat dimengerti orang lain,misalnya dalam suatu susunan kalimat atau bahasa. Bahasa adalah lebih populer sebagai kode yang digunakan untuk mengungkapkan persepsi-persepsi mental dari komunikator menjadi pesan.
Pesan (massage) merupakan hasil dari encoding (penyandian). Persepsi-persepsi mental atau maksud dari komunikator dinyatakan dalam bentuk pesan , baik dalam bentuk lisan maupun tulisan dan ekspresi wajah serta gerak yang akan ditransmisi. Untuk mentransmisikan atau mentransferisasi pesan kepada komunikan (receiver) digunakan saluran-saluran tertentu.
Saluran (channel) merupakan jalur yang menghubungkan komunikator dengan komunikan melalui mana pesan disampaikan.
Pesan yang diterima terlebih dahulu diurai sandinya (decoding) oleh peenerima atau komunikan untuk melihat relevansi pesan bagi si penerima. Sandi yang terkandung di dalam pesan diurai dan ditafsirkan menurut pengalaman dan kerangka referensi dari penerima. Jika hasilnya ada relevansi atau kesesuaian antara meaning yang ditafsirkan atau diurai oleh komunikan dengan meaning yang diinginkan oleh komunikator, maka proses komunikasi akan menjadi efektif. Dengan demikian komunikasi yang beriorentasi kepada penerima mempunyai kemungkinan besarr untuk sukses dari pada komunikasi yang terstruktur berdasarkan presfektif komunikator.
Peaksi dari penerima atas pesan yang diterima dapat diketahui dari proses umpan balik (feedback) dan ini hanya mungkin akan terjadi jika proses komunikasi berlangsung secara dua arah (two way communication). Umpan balik yang diterima oleh komunikator dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menentukan apakah pesan telah direrima dan menghasilkan tanggapan sesuai dengan yang diinginkan atau apakah meaning pesan yang diinterpretasioleh komunikan sesuai dengan meaning pesan yang dimaksudkan oleh komunikator. Ada kalanya pesan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Hal tersebut terjadi tidak saja karena ketidakjelasan sombol-simbol pesan, interpretasi atas ppesan yang tidak  korek dan ketidak sesuaian saluran yang digunakan, tetapi juga bisa terjadi karena ada gangguan atau kegaduhan (noise) dari lingkungan.

C.           Pentingnya Komunikasi dalam Organisasi
Dunia manajer adalah dunia kata-kata, sebab kira-kira 78% dari waktu manajer digunakan untuk melakukan interaksi verbal (komunikasi) dengan orang lain dan hanya  22% bekerja di meja. Oleh karena itu proses komunikasi dalam organisasi adalah vital untuk pencapaian tujuan atau sasaran organisasi. Paling tidak organisasi sangat mempengaruhi setiap pekerjaan individual dalam organisasi dalam satu atau lain cara. Dengan kata lain, keefektifan system komunikasi – cara dalam mana hal itu dikelola – mempunyai dampak signifikan terhadp keefektifan organisasi keseluruhan.
Komunikasi mempunyai sejumlah pengaruh baik terhadap tipe sasaran, tugas keorganisasian dan maintenance. Dengan respek terhadap sasaran tugas (produktivitas), tanpa beberapa sarana untuk komunikasi ke bawah (downward communication), para pekerja tidak akan mengetahui apa yang harus di kerjakan atau apa pekerjaan yang mereka terima dan kapan serta bagaimana mengerjakan pekerjaannya. Sebaliknya tanpa adanya proses komunikasi ke atas (upward communication), pimpinan tidak akan mempunyai informasi yang dibutuhkan untuk menentukan apa yang harus dikatakan untuk dikerjakan karyawan untuk masa yang akan datang. Karyawan dan para manajer tiap tingkatan ingin mengetahui bagaimana pekerjaannya dan departemennya dalam operasi total dan mereka ingin diinformasikan tentang perubahan yang mungkin ada dan berbagai pengaruhnya terhadap pekerjaan atau lingkungan kerja. Lagi pula mengkoordinasikan aktivitas menjadi mungkin melalui komunikasi. Orang dapat bekerja sama hanya sebab mereka dapat berkomunikasi, bahkan komunikasi merupakan sntral dari kehidupan keorganisasian. Dalam hal ini apabila masalah-masalah keorgansasian meningkat, kasusnya banyak diidentifikasi sebagai akibat komunikasi yang jelek, sebab komunikasi adalah sumber informasi yang digunakan oleh manajer di dalam pembuatan keputusan yang berpengaruh terhadap organisasi. Jika hasil keputusan jelek, maka komunikasi buruk adalah lebih banyak sebagai biang keladinya (frequently to blame). Di samping itu komunikasi juga merupakan kegiatan yang penting dalam proses kepemimpinan, sebab untuk menggerakkan atau mempengaruhi bawahan akan efektif jika dilakukan melalui komunikasi. Henry Clay Lindgren mengatakan effective leadership means effective communication. Komunikasi bagi pimpinan tidak saja sebagai alat untuk  menyampaikan informasi, tetapi juga sarana memadukan aktivitas kerja sama keorganisasian ( organizational cooperation). Michele Tolela  Myers dan Gail E. Myers (1982) mengatakan, communication is what permits people to organize,… without communication there is no organized activity.
Aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh pimpinan dan organisasi antara lain bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan hubungan kerja dan kerja sama yang baik antarindividu dan antarunit organisasi atau departemen
2.      Mengetahui sedini mungkin masalah-masalah yang timbul di dalam pelaksanaan tugas dan pekerjaan dari masing-masing unit organisasi
3.      Mengurangi aspek negatif dari timbulnya konflik maupun frustrasi
4.      Mendorong semangat kerja.
Komunikasi yang dilakukan  secara interpersonal (interpersonal communication) serta berlangsung secara dua arah (two way communication) akan menciptakan interaksi yang positif antara pimpian dengan bawahan sehingga masing-masing pihak dapat melakukan penyesuaian diri secara timbal balik (mutual adaptation) dalam tingkat strong emotion.

D.           Sistem Komunikasi
1.             Jaringan Komunikasi
Jika komunikasi diartikan sebagai proses interaksi dan penyampaian informasi, maka proses interaksi tersebut berlangsung dalam suatu jaringan kerja komunikasi (communication network) yang dapat terjadi melalui struktur formal atau proses informal. Hakikat jaringan kerja komunikasi adalah suatu pola-pola saluran komunikasi dari pesan-pesan ked an dari , atau diantara suatu kelompok khusus dari orang-orang.
Jenis jaringan komunikasi seperti dalam bagan berikut pada hakikatnya dapat digolongkan atas:
1.     Terpusat
2.     Tersebar
3.     Sekuensial
4.     Resiprokal        
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbuhSdyWA7BXR-fERSxXVoCml6mFeJRG5GR1xX7m8ynbASPKu6Trx4LQhnqrOYgl0VtR67Jpt5vu1ciGcj0FJcxsk8D2YW0jyvkPfJ8ollAh4R9kFeA-d7seKGNuDU9KPK8TkojzrJBEGy/s1600/jaringan+komunikasi.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbuhSdyWA7BXR-fERSxXVoCml6mFeJRG5GR1xX7m8ynbASPKu6Trx4LQhnqrOYgl0VtR67Jpt5vu1ciGcj0FJcxsk8D2YW0jyvkPfJ8ollAh4R9kFeA-d7seKGNuDU9KPK8TkojzrJBEGy/s1600/jaringan+komunikasi.jpg1. Model wheel atau star                      2. Model chain                      3. Model Y atau yoke 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbuhSdyWA7BXR-fERSxXVoCml6mFeJRG5GR1xX7m8ynbASPKu6Trx4LQhnqrOYgl0VtR67Jpt5vu1ciGcj0FJcxsk8D2YW0jyvkPfJ8ollAh4R9kFeA-d7seKGNuDU9KPK8TkojzrJBEGy/s1600/jaringan+komunikasi.jpg

4. Model circle                                                                  5. Model All-channel                                    
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbuhSdyWA7BXR-fERSxXVoCml6mFeJRG5GR1xX7m8ynbASPKu6Trx4LQhnqrOYgl0VtR67Jpt5vu1ciGcj0FJcxsk8D2YW0jyvkPfJ8ollAh4R9kFeA-d7seKGNuDU9KPK8TkojzrJBEGy/s1600/jaringan+komunikasi.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbuhSdyWA7BXR-fERSxXVoCml6mFeJRG5GR1xX7m8ynbASPKu6Trx4LQhnqrOYgl0VtR67Jpt5vu1ciGcj0FJcxsk8D2YW0jyvkPfJ8ollAh4R9kFeA-d7seKGNuDU9KPK8TkojzrJBEGy/s1600/jaringan+komunikasi.jpg






Jaringan kerja komunikasi

2.      Arus Komunikasi
Oleh karena saluran komunikasi formal ditetapkan melalui hirarki organiisasi dan wewenang, maka arus informasi (information flow) dalam proses komunikasi akan bervariasi antara:
a)    Komunikasi vertikal (vertical communication) merupakan komunikasi dari atas atau superior ke bawah atau subordinasi dan sebaliknya.
1.      Downward communication  (komunikasi dari bawah ke atas) merupakan komunikasi dimana arus informasi dalam organisasi mengalir dari superior ke supervisor hingga  ke subordinasi atau dari orang pada jenjang hirarki yang paling tinggi ke jenjang yang paling rendah. Komunikasi dari atas ke bawah atau komunikasi dari manajer kepada subordinasi mempunyai lima fungsi dasar (Myers & Myers,1982), yaitu:
v Specific task directives: job instruction
v Information designed to produce understanding of the task in its relations to other organizational tasks:job rationale
v Information about organizational procedures and practices
v Feedback to the subordinate  about performance
v Information of an ideological nature to develop a sense of mission:indoctrination of goals.

Dengan demikian,melalui komunikasi dari bawah ke atas, pimpinan dapat menetahui laporan, tanggapan, saran, dan pengaduan dari bawahannya, sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan secara relatif lebih tepat dapat diambil dalam upaya mencapai  tujuan yang ditetapkan. Dan bagaimana pun juga komunikasi vertikal yang lancar , terbuka dan saling meengisi merupakan cerminan dari sikap kepemimpinan demokratis atau partisipatif.

2.    Upward communication (komunikasi dari atas ke bawah) menggambakan arus informasi dari bawah ke atas atau dari subordinasi ke supervisor hingga ke superior menurut jenjang hirarki organisasi dan wewenang. Melalui komunikasi dari jenjang bawah ke jenjang paling tinggi, anggota organisasi mengatakan (Myers & Myers, 1982):
Ø Tentang diri, mereka, hasil yang mereka capai dan masalah-maslah mereka.
Ø Tentang yang lain dan masalahnya
Ø Tntang kebijakan dan praktek organisasi
Ø Tentang kebutuhan apa yang diinginkan dan  bagainmana melakukannya.
Melalui komunikasi dari atas ke bawah, pimpinan memberikan instruksi-  insstruksi, petunjuk-petunjuk,informasi kepada bawahan.

b)   KomunikasI horisotal (horizontal communication), yaitu proses komunikasi yang menunjukkan arus informasi diantara orang-orang sejawat (peers) pada tingkat hirarki yang sama dalam organisasi. Misalnya antara manajer dengan manajer, antara supervisor dengan supervisor dan antara karyawan dengan karyawan atau lebih luas lagi antara departemen dengan deepartemen dalam tingkat hirarki yang sama. Komunikasi horizontal mempunyai tiga tujuan pokok (Myers & Myers, 1982), yaitu:
·         To provide socioemotional support among peers, or to help every body get along better
·         To permit coordination between peers in the work process so they can do a more efficient job
·         To diffuse the locus of control in the organization or to spread authority and responsibility.

c)      Comunikasi diagonal (diagonal comunication ), proses komunikasi dimana arus informasinya mengalir diantara orang pada tingkat hararki organisasi yang tidak sama. Atau interaksi antar depatemental  atau orang dalam tingkat hirarki yang berbeda. Ini  sering terjadi pada kasus departemen lini dan staf, di mana mungkin staf atau salah satu dari departemen lini mempunyai otoritas fungsional.
Sistem dan proses komunikasi yang bagaimana pun berlangsung,pada hakikatnya transmisi informasi atau pesan dilakukan lewat media komunikasi ( communication media ), baik komunikasi tertulis maupun komunikasi oral atau verbal. Komunikasi tulisan banyak bentuknya, di antaranya adalah memo, laporan, poster, buletin, surat kabar dan buku pegangan. Sedangkan komunikasi oral bentuknya di antaranya adalah face – to –face- ferbal- orders,telpon pertemuan. Di samping itu proses komunikasi dapat berlangsung melalui komunikasi non verbal ( non verbal communication) yang di lakukan melalui ekspresi muka, pisis badan, kontak mata, dan gerak isyarat lainnya.
Bagaimana pun juga proses komuikasi berhubungan dengan masalah hubungan manusia dan dalam hal ini terdapat dua pengertian hubungan komunikasi, yaitu hubungan manusia dalam arti luas dan dalam arti sempit. Hbungan manusia dalam arti luas menunjukkan interaksi seseorang dengan orang lain dalam  segala  situasi dan dalam semua sektor kehidupan. Jadi merupakan hubungan manusia di mana dan kapan saja. Sedangkan hubungan manusia dalam arti sempit dalam proses komunikasi merupakan interaksi antara seseorang dengan orang lain, tetapi terbatas pada situasi kerja dalam organisasi ( Rogers & Rogers, 1975 ). Seperti dikatakan oleh Keith Davis, dipandang dari sudut pimpinan yang bertanggung jawab untuk memimpin suatu kelompok, hubungan manusiawi adalah interaksi orang – orang menuju situasi kerja yang memotivasi mereka untuk bekerja secara produktif dengan perasaan puas, baik secara ekonomis maupun sosial ( Ibid ).
3.        komunikasi formal dan komunikasi informal
Komunikasi formal mengikuti saluran formal sebagai tergambarkan di dalam struktur organisasi. Komunikasi formal cenderung memmperlihatkan  komunikasi tugas, komunikasi antara atasan-atasan, atasan-bawahan atau antara bawahan-bawahan sesuai dengan otoritas. Dengan kata lain, saluaran komunikasi formal mengikuti jenjang komando yang establishmelalui suatau hirarkhi otoritas organisasi. Oleh karena itu saluran komunikasi formal diakui sebagai sesuatu yang resmi (official)dan otoritatif, hal tersebut cenderung merupakan tipikal dari komuikasi tertulis. Komunikasi formal digunakan untuk semua pesan-pesan resmi,termasuk pengarahan, prosedur, kebijakan,keputusan, memorandum, intruksi kerja, dll.
        Saluran komunikasi informal ada di luar saluran komunikasi formal dan tidak menuruti hirarkhi organisasi dan otoritas. Akan tetapi saluran komunikasi informal ini tidak direncanakan oleh superior. Instilah yang sering digunakan untuk bentuk saluran komunikasi informal ialah the grapevine ( selentingan ). Grapevine dapat menjadi sumber informasi faktual meskipun konotasinya merupakan informasi yang tidak akurat. Oleh sebab itu grapevine sangat berguna dalam melengkapi ( suplamenting )saluran formal, sebab lebih dari 75% dari informasi lewat selentingan adalah sekasam dan tentu 25% disimpangkan dan merusak  ( Gibson ,dkk,1984 ). Selentingan sering melangkahi (by passing) informasi melalui saluran formal, baik dari superior  ke subordinasi atau dari subordinasi ke superior. Promosi seseorang, misalnya, dapat diketahui sebelum ada surat keputusa; demikian juga pengunduran diri seseorang pejanat sudah diketahui umum jauh sebelum hal itu diumumkan.


Paling sedikit terdapat 5 sumber khusus sebagai gangguan (noise) yang menghambat proses komunikasi yang efektif (Schermerchorn,1986),yaitu:
1)      Phshical distractions (gangguan fisik).
2)      Semantic problembs (masalah-maslah semantik).
3)      Cultural differences (diferensi kultural).
4)      The absence of feedback (ketiadaan umpan balik).
5)      Status effect (efek status).
Oleh karena proses komunikasi merupakan proses tranmisi dan transferiasi pesan yang disusun dalam simbol-simbol (bahasa),maka seringkali proses komunikasi menjadi terganggu karena tiap inndividu,kelompok atau organisasi menggunakan kata-kata dengan cara yang berbeda-beda.
          Komunikasi merupakan proses dan aktivitas penyampaian informasi dengan menggunakan simbol-simbol,sehingga orang lain menjadi mengerti. Dalam hal ini yang ditransmisi bukanlah pengertian melainkan pesan atau informasi dalm simbol bahasa atau kata-kata . Tetapi  kata yang sama mungkin diinterprestasi berbeda oleh penerima pesan,karena tiap individu atau kelompok berbeda ,karena komunikator berbeda dengan munikan. Perbedaan komunikan dalam menciptakan construct dari pesan atau dalam melakukan decoding,maka seringkali mengganggu proses komunikasi. Jadi masalah semantik terhadap komunikasi terjadi sebagai encoding and decoding erros and as mixed massenge. Konflik antara komunikasi verbal dan nonverbal adalah juga merupakan problema semantik.
          Perbedaan latar belakang kultural di antara pengirim dan penerima peasn juga menjadi hambatan proses komunikasi. Orang yang berbeda latar belakang kultural dapat menafsirkan komunikasi yanng sma secara berbeda. Ini dapat menyebabkan perbedaan dalam membuata sandi bagi komunikator dan proses mengurai sandi bagi komunikan. Jika ada kesamaan pengertian antara sandi yang dibuat dengnan sandi yang diurai,maka proses komunikasi akan macet atau terganggu.
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang menunjukan mekanismie umpan balik (feedback mechanism). Jika proses komunikasi tidak mendatangkan atau menghasilkan umpan balaik hal itu menjadi pertanda adnya hambatan atau gangguan dalam proses komunikasi,sebab umpan balik memberi saluran bagi tanggapan yang memungkinkan komunikasi dapat menentukan apakah pesannya telah diterima dan apakah menghasilkan tanggapana yang diinginkana. Biasanya umpan balik langsung di mungkinkan ada dalam komunikasi dua arah (two way comminication),sedangkan dalam komunikasi satu arah (one way communication) tidak ada umpang balik dari penerima kepada pengirim.
          Hirarkhi wewenang dalam struktur organisasi dapat menciptakan hambatan ke arah komunikasi yang efektif. Perbedaan status dlam struktur mencipatakan hambatan-hambatan khusus di antara superior dalam struktur organisasi ,manajer cenderung lebih banyak memberi tahu (teeling),bukan mendengar (listening),sebaliknya bawahan mungkin mengatkana kepada atasan mereka apa yang mereka harapkan didengar oleh atasan. Jadi perbedaan status sender dan receiver dapat menjadi hambatan bagi proses komuniksai efektif.
          Oleh sebab itu untuk menciptakan komunikasi yang efektif,perlu dilakukan tindakan-tindakan berikut (Gibson,dkk,1984):
1.  Mengadakan tindakan langsung (following up)
2.  Mengatur arus informasi (regulation informartion flow)
3.  Memanfaatkan umpan balik (utilizing feedback)
4.  Pengahayatan (empathy)
5.  Pengulangan (repetition)
6.  Mendorong saling mempercayai (encouraging mutual trust)
7.  Penetapan waktu secara efektif (effecitive timing)
8.  Menyerdahanakan bahasa
9.  Mendengarkan secara efektif
10.  Memanfaatkan selengtingan (using the grapevine)


















BAB III
PENUTUP

A.            Kesimpulan
Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti. Secara sederhana  disebut jika  ada dua  orang atau lebih bertemu, maka secara cepat atau lambat mereka  akan memulai berbicara atau memberikan tanda-tanda untuk mengetahui  kehadiran  orang lain.
Secara singkat dapat dikemukakan tentang proses komunikasi dan elemen-elemennya dalam pertanyaaan: Siapa melakukan aksi (sumber pesan atau pengirim yang disebut sender), apa yang disampaikan (pesan atau massages), melalui apa yang disampaikan (saluran atau channel), kepada siapa pesan ditujukan (penerima pesan atau  receivers), serta bagaimana reaksi penerima terhadap  pesan (umpan balik atau feedback).
Proses komunikasi dalam organisasi adalah vital untuk pencapaian tujuan atau sasaran organisasi. Paling tidak organisasi sangat mempengaruhi setiap pekerjaan individual dalam organisasi dalam satu atau lain cara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar