PENTINGNYA
BUDAYA MENULIS
BAGI
MAHASISWA
MAKALAH
Makalah
ini diajukan untuk memperoleh nilai pada
mata kuliah
Bahasa
Indonesia Jurusan Tarbiyah Program Studi
Manajemen
Pendidikan Islam II Semester I
Oleh
RAHMI
RUSNAF
NIM:
02143040
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
WATAMPONE
2014
KATA
PENGANTAR
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ
Assalamu alaikum
Warahmatullahi Wabarakatu
Puji syukur kepada Allah swt. yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Salawat
dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Nabi
besar Muhammad saw., para sahabat, serta keluarga dan
pengikut-pengikutnya.
Selain itu, penulis juga menyadari bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan
tanpa bantuan dan bimbingan dari Ibu Hj. Fatimah, S.S, M. Hum.. Oleh karena itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada
beliau.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik guna kesempurnaan
penulis karya selanjutnya. Semoga keberadaan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Wassalamu alaikum Warahmatullahi
Wabarakatu.
Watampone, 15
Desember 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN 1
A.
Latar Belakang Masalah 1
B.
Rumusan Masalah 1
C.
Tujuan Penulisan 2
D.
Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A.
Penyebab Kurangnya Minat
Menulis bagi Mahasiswa 3
B.
Pentingnya Budaya Menulis
bagi Mahasiswa 4
C.
Cara Melestarikan Budaya
Menulis bagi Mahasiswa 6
BAB III PENUTUP 10
A.
Simpulan 10
B.
Saran 10
DAFTAR PUSTAKA 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan proses kreatif untuk
menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis. Menulis mencakup seluruh kegiatan yang
melibatkan pikiran, perasaan, khayalan, kemauan serta keyakinan. Dalam perkuliahan, bagi sebagian mahasiswa mengatakan
bahwa menulis merupakan salah satu wahana untuk menyampaikan aspirasi.
Dewasa ini banyak mahasiswa yang berpendapat
bahwa menulis adalah suatu hal yang sulit, menjengkelkan dan tidak penting. Kebudayaan menulis kini sudah diganti dengan
kebudayaan menyalin (copy-paste) yang menyebabkan mahasiswa malas untuk
menulis. Tidak ada lagi kesadaran untuk belajar menulis dan membuat analisis
sendiri. Hal itulah yang menyebabkan mental menulis mahasiswa kini semakin
rendah. Kebanyakan dari mahasiswa belum memahami pentingnya menulis bagi
kehidupan mereka yang akan datang.
Sebagai mahasiswa salah satu syarat untuk
mencapai gelar sarjana yaitu harus menulis karya tulis ilmiah berupa skripsi. Namun
kewajiban itu sering dianggap sebagai tugas berat oleh mahasiswa karena
kurangnya kemampuan dan kebiasaan dalam menyusun karya ilmiah. Oleh karena itu mahasiswa diharapkan untuk mengetahui
pentingnya budaya menulis sejak dini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah:
1. Apa penyebab kurangnya minat menulis bagi mahasiswa?
2. Seberapa pentingkah budaya menulis bagi mahasiswa?
3. Bagaimana cara melestarikan budaya menulis bagi mahasiswa?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui penyebab kurangnya minat menulis bagi
mahasiswa.
2. Untuk mengetahui seberapa penting budaya menulis bagi
mahasiswa.
3. Untuk mengetahui cara melestarikan budaya menulis bagi
mahasiswa.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah:
1. Bagi mahasiswa dapat mengetahui pentingnya budaya menulis sehingga
tidak kesulitan dalam menyusun tugas akhir dan mahasiswa juga dapat menambah
wawasan, pengalaman serta bisa berbagi ilmu kepada orang lain.
2. Bagi orangtua dapat membimbing anaknya sejak dini untuk
menulis.
3. Bagi tenaga pengajar dapat menjelaskan betapa pentingnya
budaya menulis bagi mahasiswa.
PEMBAHASAN
A. Penyebab kurangnya minat menulis bagi mahasiswa
Banyak faktor yang mempengaruhi kurangnya minat
menulis mahasiswa terutama dalam menulis karya ilmiah. Salah satu penyebab
utamanya adalah kurangnya minat membaca mahasiswa. Membaca dan menulis tentu
tidak dapat dipisahkan, karena membaca merupakan kegiatan untuk mencari
referensi bagi kegiatan menulis. Jika kegiatan membaca tidak dilakukan, maka
mahasiswa tidak akan berhasil dalam kegiatan menulis.
Kurangnya motivasi yang ada dalam diri mahasiswa
juga merupakan penyebab kurangnya minat menulis mahasiswa. Hal tersebut juga menjadi
hambatan bagi mahasiswa dalam menghasilkan karya tulis terutama karya tulis
ilmiah. Mahasiswa tidak mempunyai keinginan kuat untuk mengembangkan sendiri
bakat yang dimilikinya.[1]
Merasa kurang berbakat akan menjadi salah satu
kendala bagi seseorang sehingga tidak menulis. Ketidakberdayaan seorang
mahasiswa dalam menciptakan sebuah tulisan iliah tidak lepas dari bakat,
pemikiran dan kemampuan yang dimilikinya. Aktivitas menulis menuntut adanya
penggabungan antara bakat seseorang dengan kemampuan berbahasa yang
dimilikinya.[2]
Penyebab lain dari kurangnya minat menulis mahasiswa
dikarenakan kurangnya penghargaan dari pihak perguruan tinggi maupun
pemerintah terhadap sebuah karya anak bangsa. Hal itu dapat
dicontohkan oleh karya-karya B.J. habibie
yang lebih banyak di hargai di luar
negeri dibandingkan di Indonesia. Oleh karena itu, banyak mahasiswa
Indonesia yang berpikir bahwa menulis merupakan kegiatan membuang-buang waktu
karena tidak adanya penghargaan dari pemerintah.[3]
B. Pentingnya budaya menulis bagi Mahasiswa
Menulis sangat penting
dilakukan oleh setiap orang. Setiap orang perlu menulis, karena memori ingatan seseorang itu terbatas. Menulis
dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti menulis surat, menulis karangan
atau menulis karya tulis ilmiah.
Di dalam perkuliahan, seorang mahasiswa
harus menghadapi yang namanya pembuatan makalah, artikel, proposal kegiatan,
dan proposal penelitian. Mahasiswa juga dituntut untuk menghasilakan sebuah
karya ilmiah sebelum mahasiswa tersebut meninggalkan kampus (menyelesaikan
studinya) yaitu berupa skripsi. Dari penjelasan tersebut dapat kita pahami
bahwa begitu pentingnya menulis bagi mahasiswa untuk menunjang studi kuliahnya.
Kegiatan
menulis juga merupakan tradisi intelektual bagi mahasiswa. Karena dengan
membiasakan diri untuk menulis akan sangat baik untuk melatih daya ingat.
Menulis berfungsi untuk mengikat wawasan dan ilmu yang kita dapatkan agar tidak
lepas begitu saja. Lebih sering kita menulis akan lebih banyak ilmu dan wawasan
yang kita ingat.[4]
Adapun manfaat
menulis bagi mahasiswa yaitu:
1.
Menambah
Wawasan
Menulis
akan membawa seseorang untuk memperluas cakrawala, mengenali diri, mendorong
seseorang berpikir dan berbahasa secara benar. Tidak hanya itu, menulis karya
ilmiah seperti buku, jurnal, artikel ilmiah sebagai suatu karya terpercaya
karena melalui prosedur ilmiah akan memberikan manfaat langsung bagi
pengembangan ilmu pengetahuan.[5]
2.
Melengkapi kewajiban
Sebagai seorang mahasiswa, tentu kita mendapatkan tugas dari
pembimbing kita. Kebanyakan tugas yang diberikan membutuhkan kemampuan menulis,
baik menulis dengan tangan maupun dengan komputer (mengetik). Sehingga apabila
kita sudah terbiasa dengan aktivitas menulis, maka tugas yang diberikan akan
mudah dikerjakan.
3.
Mengekspresikan isi Hati
Dengan
menulis, kita dapat mendokumentasikan ide, pemikiran atau apa saja yang ada
dalam pikiran kita. Menulis bisa menjadi media penyalur aspirasi atau luapan
perasaan. Dengan begitu, orang lain bisa menjadi tahu perasaan kita.[6]
4.
Berbagi nformasi kepada pembaca
Salah
satu manfaat menulis adalah berbagi informasi kepada semua yang membaca tulisan
kita. Betapa bermanfaatnya tulisan kita apabila dapat memberi informasi kepada
orang lain.
5.
Melatih
kekritisan mahasiswa
Mahasiswa
yang tidak ada waktu untuk turun ke jalan terhadap suatu hal yang menjadi
permasalahan di masyarakat dapat menyalurkan pendapatnya melalui tulisan. Kita
semua tahu bahwa mahasiswa disebut sebagai agent of change atau agen
perubahan. Terkadang menulis dapat dijadikan sebagai sarana yang efektif untuk
menciptakan perubahan di masyarakat guna menunjang peningkatan taraf kehidupan
masyarakat secara luas.[7]
Maka
dari itu sebagai mahasiswa, kita seharusnya membudayakan menulis agar dapat
menjadi generasi yang membawa perubahan. Kita bisa memulai dari tulisan yang
sederhana, hingga berlanjut ke tulisan yang lebih bermutu. Yakinlah bahwa semua
mahasiswa mampu menciptakan sebuah karya tulis.
C.
Cara melestarikan budaya menulis bagi mahasiswa
Mahasiswa merupakan generasi muda yang memiliki
peranan penting dalam proses maju dan berkembangnya suatu bangsa. Mahasiswa
dituntut untuk memiliki potensi, kecerdasan, semangat yang luar biasa, serta budi
pekerti luhur. Memang tidaklah mudah, untuk itu mahasiswa harus benar-benar
mengetahui tugasnya sebagai seorang mahasiswa. Budaya menulis merupakan budaya
yang bagus dikembangkan dan dilestarikan untuk mengembangkan dan
menyebarluaskan ide dan gagasan dalam rangka meningkatkan kualitas bangsa dan
negara.
Adapun cara yang dapat diterapkan untuk melestarikan
budaya menulis yaitu:
1. Pembiasaan
diri sejak dini
Pendidikan
seorang anak dimulai dari keluarga, lingkungan belajar dan lingkungan
masyarakat. Artinya seorang anak yang tidak terbiasa menulis sejak kecil merasa
sangat sulit untuk menghasilkan sebuah tulisan meskipun telah duduk di bangku
kuliah. Oleh karena itu, untuk menciptakan budaya menulis diawali dari pembiasaan
sejak dini.
2. Membiasakan
diri untuk membaca
Pada
dasarnya, membaca merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan menulis.
Dengan membaca kita akan memperoleh banyak pengetahuan yang nantinya dapat menjadi bekal untuk
menulis. Kualitas menulis tidak dapat dipisahkan dari kebiasaan penulis dalam
membaca. Semakin banyak membaca semakin banyak pula pengetahuan yang diperoleh
sehingga akhirnya akan semakin banyak bahan yang diperoleh untuk menulis.[8]
3. Memotivasi
diri, menghilangkan sifat malas, serta menanamkan sifat percaya diri.
Segala
tindakan yang dilakukan oleh manusia berawal dari niat. Setiap kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang tidak lepas dari niat dan motivasi. Demikian halnya
dengan kegiatan menulis. Seorang yang ingin menulis harus meluangkan waktu
untuk duduk membaca, menggali informasi untuk menemukan ide. Proses tersebut
dijalani karena adanya motivasi. Kurangngnya motivasi dalam diri seorang
mahasiswa akan memunculkan perasaan malas yang selanjutanya membangun rasa
kurang percaya diri untuk menciptakan sebuah tulisan.
4. Membuat
wadah pelatihan penulisan suatu karya
Hambatan
atau kendala lain yang dihadapi mahasiswa dalam menghasilkan tulisan ilmiah
adalah terbatasnya wadah bagi mahasiswa untuk berlatih. Hal tersebut terlihat
pada kurangnya kegiatan pelatihan, workshop, maupun lomba yang diadakan di
lingkungan perguruan tinggi. Oleh karena itu, perguruan tinggi diharapkan
membuat tempat pelatihan penulisan karya, sehingga budaya menulis dapat
dilestarikan.[9]
Itulah sebagian cara yang dapat diterapkan
untuk melestarikan budaya menulis. Maka dari itu mari kita budayakan menulis mulai
dari sekarang. Karena ada banyak manfaat yang diperoleh dari menulis dan
menulis sangat penting untuk menunjang studi kuliah bagi mahasiswa.
[3]Bagus Rizal, Merendahnya
Minat Menulis Mahasiswa, (http://bagusrizal.blogspot.com/2013/04/merendahnya-minat-menulis-mahasiswa.html.)
6 Desember 2014
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
1. Penyebab kurangnya minat
menulis bagi mahasiswa karena kurangnya
minat baca serta kurangnya penghargaan dari pihak perguruan tinggi maupun
pemerintah terhadap sebuah karya anak bangsa.
2. Menulis sangat penting bagi mahasiswa, karena dalam
perkuliahan seorang mahasiswa harus menghadapi pembuatan makalah, artikel, proposal
kegiatan, proposal penelitian dan skripsi.
3. Pembiasaan
diri sejak dini, membiasakan diri untuk membaca, memotivasi diri, menghilangkan sifat malas, menanamkan sifat percaya diri, serta membuat wadah pelatihan penulisan suatu karya
merupakan cara yang dapat diterapakn
untuk melestarikan budaya menulis bagi mahasiswa.
A. Saran
Dari kesimpulan di
atas maka penulis menyarankan mahasiswa untuk melakukan pembiasaan menulis agar
memperoleh banyak wawasan dan pengalaman.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin Syamsul dan Adi Kusrianto. Sukses Menulis
Buku Ajar dan Referensi: Teknik dan Strategi Menjadikan Tulisan Anda Layak
Diterbitkan. Jakarta: Grasindo, 2008
Akhadiah, Sabarti dkk.. Pembinaan Kemampuan Menulis
Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1988
Djuroto, Totok dan Bambang Supriadi. Menulis
Artikel dan Karya Ilmiah. Cet. II; Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003
Kartanegara, Mulyadhi. Seni Mengukir Kata:
Kiat-Kiat Menulis Efektif Kreatif. Cet. I; Bandung: Mizan Learning Centre,
2005
Puji, Farida. Panduan
Menulis Laporan. Cet. III; Yogyakarta: PT Citra Aji Parama, 2009
Rizal, Bagus. Merendahnya Minat Menulis Mahasiswa.
http://bagusrizal.blogspot.com/2013/04/merendahnya-minat-menulis-mahasiswa.html.
6 Desember 2014
Mungkin bisa jadi referensi Buku pertama saya bercerita tentang menjadi Diri Sendiri, untuk menghasilkan karya yang layak Publikasi. Saya berbagi karna saya peduli. Untuk menjadi bagian sejarah, wujud ekspresi diri. Tentang Perjuangan dan Kebenaran.
BalasHapushttps://www.academia.edu/32989357/
Buku_Paduan_Menulis_Membentuk_J
ati_Diri_Dan_Keinginan_Menulis .
Apapun yang kamu rasakan hari ini, tulislah. Memang tulisanmu tidak berguna untuk semua orang namun suatu saat nanti tulisanmu akan berguna untuk seseorang, menghentikan hatinya bersedih lalu mengubah dunia.
#cerita #jatidiri #publikasi #karya
#dedikasi #berbagi #sejarah #dunia
#ekspresi #demokrasi #pahlawan
#pemimpin #kebenaran #karyaku
#indonesia #lebihbaik #buku #karyailmiah #publikasi #argumentasi #persuasif
#catatan #menulis #membaca #menarik
#inspiratif #tokohdunia #puisi #indonesia
#savenkri #rowling #soehokgie #chairilanwar #qoute #bijak #motivasi